Maknai Urban dengan Aksi Peduli

Kota bukan hanya sebuah objek wilayah tempat manusia hidup dan beraktivitas. Namun dengan segala kompleksitas bagian yang menyatukan kota, maka wilayah ini juga bisa menjadi ruang untuk tumbuh kembangnya sebuah peradaban. Lalu bagaimana dengan kota-kota di Indonesia, khususnya Bintaro dan sekitarnya? Kota semakin dipenuhi oleh kaum muda produktif. Namun sayangnya, pemerintah belum sepenuhnya melibatkan kaum muda dalam pembangunan perkotaan. Padahal, peran aktif mereka diperlukan untuk mewujudkan kota layak huni, yang aman, nyaman, sejahtera, menyenangkan, dan berkelanjutan.

Para pemuda adalah pemilik masa depan kota. Kepedulian dan keterlibatan mereka terhadap kota sangatlah penting, mengingat kelak (pada tahun 2030) merekalah yang akan merasakan langsung dampak positif atau negatif hasil dari pembangunan kota yang dilaksanakan saat ini (Nirwono Joga, Koordinator kemitraan kota hijau, 2016).

Paling tidak peran kaum muda dalam mengisi kehidupan perkotaan akan sangat membantu kehidupan perkotaan yang didambakan semua orang. Untuk itu Fakultas Teknologi dan Desain (FTD) Universitas Pembangunan Jaya, bersama enam program studi yang ada di bawah FTD banyak melakukan kegiatan bersama mahasiswa untuk mewujudkan kehidupan perkotaan yang yang nyaman, baik secara akademik maupun dalam kegiatan kemahasiswaan. Yuk, kita lihat bagaimana dan apa aksi peduli kota mahasiswa/i UPJ-FTD dalam berbagai bentuk kegiatannya!

Kegiatan terbaru dari Fakultas Teknologi dan Desain adalah mengadakan workshop peduli bencana perkotaan yang menjadi rangkaian kegiatan Urban Talk Series. Acara ini diselenggarakan oleh Pembangunan Jaya Center for Urban Studies, Program Studi Arsitektur UPJ & Program Studi Teknik Sipil Universitas Pembangunan Jaya. Acara yang bertemakan Penanganan Bahaya Kebakaran pada Bangunan Gedung Bertingkat Perkotaan dibawakan oleh narasumber yaitu Ir. Soekantono Soewarno, IPM. Seminar ini dihadiri oleh lebih dari 100 para pengelola gedung di Jabodetabek, pengelola kota satelit, GM hotel and resort (Industri), manajer dan pemilik gedung, Tim Teknis dari Pemerintah Kota dan Pemerintah Kabupaten, akademisi dari beberapa perguruan tinggi, serta mahasiswa UPJ.

   

Selain itu pada hari Jumat, 4 Januari 2019, Ikatan Arsitektur Indonesia Banten (IAI) bekerjasama dengan Program Studi Arsitektur Universitas Pembangunan Jaya mengadakan workshop “Penataan Kawasan Paska Tsunami Senyap Selat Sunda” yang dibuka oleh pembicara MADcahyo. Dalam acara ini terdapat dua rangkaian workshop yang diberikan yaitu pemetaan kawasan yang terkena dampak bencana dan perbandingan material untuk pembangunan, mulai dari rumah, dapur umum dan fasilitas tahan bencana. Workshop pertama dimulai dengan pengarahan mengenai penentuan fokus peninjauan kerusakan akibat tsunami sekitar 65 KM dari pusat kegempaan (Gunung Anak Krakatau) dan pemetaan dilakukan sekitar 1 KM dari bibir pantai. Pemetaan ini dilakukan untuk menunjukkan kondisi sebelum bencana sebagai dasar prioritas penataan kembali kawasan. Pemetaan dilakukan oleh mahasiswa di atas tingkat semester lima. Pengerjaan dibagi dua dengan lima orang melakukan pemetaan dan dua orang mencari data pendukung.

 

Kemudian, workshop kedua dimulai dengan pengarahan mengenai material untuk konstruksi di kawasan rawan bencana dan gempa. Mahasiswa yang mengikuti workshop diminta untuk mencari preseden bangunan tahan bencana dengan material kayu, bambu, baja, dan bata serta standar yang ada. Mereka juga mencari detail konstruksi dan harga yang kemudian dipresentasikan. Program Studi Arsitektur Universitas Pembangunan Jaya akan tetap mendampingi proyek ini selama tiga bulan ke depan. Dengan diadakannya workshop ini, diharapkan dapat mengedukasi dan membantu penataan kembali daerah bencana tsunami Selat Sunda. Aksi peduli lainnya dari Program Studi Arsitektur yaitu mengadakan program pengabdian masyarakat di perumahan Villa Mutiara dengan membuat sumur Biopori dan Sumur Resapan. Program pengabdian masyarakat ini dilaksanakan mulai Oktober 2017 hingga April 2018 dengan tim pelaksana yang merupakan para dosen Arsitektu UPJ, yaitu Ibu Rahma Purisari, S.T.Ars., M.Ars. sebagai ketua program pengabdian masyarakat dan beranggotakan Ibu Ratna Safitri, S.T., M.Ars. dan Bapak Muhammad Mashudi, S.T., M.A.

Program pengabdian masyarakat ini mencoba memberdayakan masyarakat kelas menengah dalam menyelamatkan lingkungan sekitarnya, khususnya untuk mengembalikan cadangan air tanah dan mengantisipasi banjir. Warga diberikan edukasi dan sosialisasi mengenai pentingnya biopori dan sumur resapan serta diajak untuk ikut terlibat dalam proses pembuatan. Program ini merupakan inisiasi kegiatan dengan perwakilan warga, forum group discussion (FGB) dengan warga, pembuatan lubang biopori bersama warga hingga pembuatan sumur resapan. Dalam kegiatan ini, tim pengabdi bersama dengan warga membuat 11 titik lubang biopori yang tersebar di beberapa titik dan 1 sumur resapan. Warga antusias dan terlibat langsung pada kegiatan ini yang memunculkan keinginan dari mereka untuk melanjutkan program ini dengan “1 rumah 1 lubang biopori” dan menambahkan jumlah sumur resapan di area yang sering tergenang oleh air hujan.

Selain itu, sebuah program kerja yang di namakan TSM ( Teknik Sipil Membangun) diperkenalkan Teknik Sipil secara khusus dan memperkenalkan juga Universitas Pembangunan jaya kepada masyarakat. Inti dari kegiatan ini adalah membantu warga sekitar UPJ, agar fasilitas umum layak untuk di pergunakan oleh warga, sehingga kegiatan yang di lakukan oleh warga sekitar wilayah UPJ menjadi aman dan nyaman. Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 30 April – 5 Mei 2018 mengambil tema Teknik Sipil Membangun Desa, dimana kegiatan dilakukan dalam bentuk Perbaikan Fasilitas tempat Pengajian Majelis Ta’lim yang berada di Majelis Islamic Corner (IC-1) di Jl. Panti Asuhan (Yaspatar) RT.004/01. No. 88 Pondok Pucung, Pondok Aren Tangerang Selatan. Selain itu, mahasiswa Teknik Sipil juga melakukan bantuan penyediaan buku-buku penunjang kegiatan belajar maupun pengajian kepada Panti Asuhan tersebut.