Kegiatan Deavanty Lovendio Sebagai Duta Pariwisata Kota Tangsel di Jerman

Deavanty Lovendio, salah satu mahasiswi manajemen Universitas Pembangunan Jaya ( UPJ ) yang terpilih sebagai Nong Tangerang Selatan 2015 mendapatkan kesempatan menghadiri pembukaan House of Indonesia pada tanggal 20 Mei 2016 di Bremen, Jerman. House of Indonesia adalah rumah promosi terpadu pertama khusus komoditas ekspor produk Indonesia di Jerman. Salah satu produk Indonesia yang diperkenalkan adalah produk – produk dari IKM ( Industri Kecil Menengah ) Tangerang Selatan. Kehadiran Loven di acara peresmian House of Indonesia merupakan salah satu tugas yang dijalankannya sebagai duta pariwisata kota Tangerang Selatan. Pada kesempatan tersebut, Loven menampilkan tarian Nong Anggrek yang merupakan tarian khas dari Kota Tangerang Selatan.  

Hadir dalam acara peresmian House of Indonesia diantaranya Ketua Dewan Kota Bremen Bidang Ekonomi, Tenaga Kerja dan Pelabuhan, Mr.Ekkehart Siering; Direktur Wirtschaftsförderung Bremen GmbH, Mr. Andreas Meyer; Konsul Jenderal KJRI Hamburg,  Sylvia Arifin; Atase Perdagangan di Berlin, Lita Gustina; Kepala ITPC Hamburg, Bambang Jaka Setiawan; Pengelola House of Indonesia, Tati Junari Buesing-Kock; dan Kepala Biro Perencanaan dan pembangunan Daerah, Kota Tangerang Selatan, Teddy Meiyadi Affandi. Loven mendapatkan kesempatan untuk melakukan wawancara dengan Ibu Tati Junari Buesing-Kock untuk mencari tahu peluang bisnis seperti apa yang dapat dilakukan oleh Indonesia di Jerman. Berdasarkan informasi yang diperoleh maka produk – produk IKM mempunyai peluang bisnis yang besar seperti produk aksesoris, mainan, batik, perhiasan, pakaian, makanan & minuman, serta furniture. Sebelum terlibat dalam kunjungan ke Jerman, Loven banyak melakukan persiapan diantaranya mengikuti pelatihan yang diberikan oleh Kantor Kebudayaan dan Pariwisata ( BudPar ) kota Tangerang Selatan, mempelajari tarian Nong Anggrek, bahasa serta kebudayaan Jerman. “Pelatihan ini mempersiapkan saya untuk tahu bagaimana bersikap dan bertindak dengan baik agar diterima oleh masyarakat Jerman dan terhindar dari salah paham” ujarnya.