Millenial Merencanakan Masa Depan di UPJ

Bagi generasi milenial, penting punya perencanaan masa depan. Tanpa rencana masa depan, bonus demografi Indonesia berpotensi sia-sapa. “Bagi Universitas Pembangunan Jaya, penting untuk memastikan generasi muda punya perencanaan hidup matang sehingga mengaktualkan potensi dan mengembangkan kompetensi sehingga bermanfaat bagi masyarakat,” demikian disampaikan Gita Soerjoatmodjo, M.A., M.Psi., Psikolog Kepala Program Studi Psikologi Universitas Pembangunan Jaya.

Menjawab hal tersebut, Program Studi Psikologi bekerjasama dengan Yayasan Pulih, Aliansi Laki-laki Baru, dan didukung Investing in Women, menyelenggarakan workshop untuk generasi milenial guna membantu mereka merencanakan masa depan memanfaatkan era digital, pada Kamis (22/11) di Aula Universitas Pembangunan Jaya (UPJ). “Melalui kegiatan ini, diharapkan generasi millenials dapat melihat bahwa mereka bisa jadi apapun di masa depan, tanpa terbelenggu batasan gender yang diciptakan masyarakat,” demikian tutur Wita Krisanti, Indonesia Country Manager dari Investing in Women. “Kesetaraan gender merupakan isu penting yang perlu diupayakan bersama,” demikian disampaikan Wawan Suwandi, Staf Yayasan Pulih.

Dipandu psikolog Gisella Tani Pratiwi, M.Psi. Psikolog, dan Aenea Marcella, M.Psi., Psikolog dari Yayasan Pulih, siswa SMA Dua Mei, SMA Tunas Mandiri, dan mahasiswa UPJ melakukan rangkaian kegiatan diawali diskusi film. Dari sesi tersebut, ditemukan bahwa karir masa depan generasi millenials ternyata masih banyak terkotak-kotakkan  berbasis gender. Terdapat profesi tertentu yang dianggap lebih cocok untuk jenis kelamin tertentu. Laki-laki dianggap kuat dan tangguh dan cocok untuk pekerjaan di bidang pertahanan keamanan sementara perempuan dipersepsikan emosional dan lembut dipandang sesuai untuk pekerjaan di bidang pelayanan.

“Padahal baik laki-laki dan perempuan sama-sama punya peluang setara untuk membangun karir sesuai dengan minat dan bakat masing-masing,” demikian disampaikan Gisella Tani Pratiwi., M.Psi., Psikolog. Tidak ada yang salah dengan laki-laki jadi perawat, tidak ada yang keliru dengan perempuan yang berkarir di bidang militer.

Sayangnya dunia virtual yang jadi ruang hidup generasi millennial tidak selamanya ramah. “Ada fenomena cyberbullying dimana para haters spontan mencaci mereka yang mencoba membangun cita-cita melampaui peran gender,” demikian diutarakan Aenea Marcella, M.Psi., Psikolog. Penting bagi generasi millennial untuk mengenal diri dan membangun konsep diri sehat bahwa diri sendiri berharga, kemudian membangun perencanaan masa depan sesuai cita-cita.

Tahap eksplorasi masa depan ini dilakukan melalui workshop yang dipandu fasilitator dan co-fasilitator mahasiswa. Dalam kelompok, masing-masing menguraikan harapan masa depan dan bagaimana mereka menyusun rencana mencapai tujuan masa depan. Ketua Himpunan Mahasiswa Program Studi Psikologi UPJ Herlita di bawah bimbingan Adriatik Ivanti, M.Psi., Psikolog sebagai Koordinator Kemahasiswaan menyiapkan puluhan mahasiswa sebagai co-fasilitator memandu diskusi kelompok.

Diskusi ini menghasilkan sejumlah poster karya bersama tentang rencana masa depan kaum millenials dan bagaimana mereka mengoptimalkan potensi teknologi informasi untuk menggapai cita-cita. Karya mereka memberi potret optimis cerahnya masa depan Indonesia di tangan generasi millenials.